nih aq pindahin...
Syair-syair yang kutulis ini tak hendak
memungut keindahan yang telah tenggelam :
syair ini hanya akan bercerita
tentang kehidupanmu, Tulkiyem.
Kau bukan dewa yang bisa terbang
Namun aku yakin, Tulkiyem, bersamamu
aku bisa pergi ke bulan
Walau hanya naik dokar.
Bila kau sudah membawaku sampai di bulan
akan kualami keindahan yang lebih indah
daripada keindahan yang diberikan
dewa keindahan.
Namun adakah keindahan bagimu, Tulkiyem
selain hidup yang biasa dengan derita
sebagai duri-durinya, dengan harapan
sebagai bunga-bunganya, dengan kesederhanaan
sebagai terang bulannya?
Tulkiyem, aku mau menikmati
hidupmu yang biasa.
Kalau ada keindahan memamcar darinya
biarlah ia menjelma ke dalam syair-syairku.
Kalau tidak ada juga keindahan itu, biarlah
syair-syairku menjadi kisah hidup yang biasa saja.
Sampai ke bulan atau tidak, aku tidak tau.
Aku hanya tau : hanya dokarlah yang kau punya
untuk bisa menghantarku ke sana.
“sindhunata”
No comments:
Post a Comment