“Prit… “ Peluit dibunyikan.
“Ada bola” Ada bola masuk karena dilempar anak2 ke dalam lapangan voli. Malahan kadang2 peluit dibunyikan cuman karena ada anak kecil nyebrang lapangan, anaknya kecil, gendut, ya iya dong kecil, namanya juga anak2.
Di RTq bru ada lomba voli bapak2 sama remaja putra, cuman sayangnya pake daster… daster yang aq pake tu ketatnya minta ampun, pres body bo… trus panjang bangget, hampir sampai mata kaki, udah gitu rit yang ada di blakang punggungq ajah ngga isa di kancingin, ya karena nggak muat itu.
Aq kira selepas aq kalah 3-0 hari senin kmaren aq nggak maen lagi, ternyata, huh… pertandingan semi kompetisi, jadi ya aq terpaksa harus ngikuti minimal 3x set permaianan, dan besok jumat aq masi harus berhadapan dengan rombonganya pak RT. Hiuh… atut… !
Dua pertandingan laknat itu membuahkan hasil kakiq dan seluruh badanq gempor semua. Wuiiiih capeknya tenanan, nggak biasanya voli tiba2 harus voli, hwaaah… kek di injek2 gorila, tapi nggak papa demi Negara Kesatuan Republik Indonesia Tercinta ini, apa artinya semua itu, dibandingkan dengan… MERDEKA…! Halah malah jadi ngomong rajelas to!
Kelompokq tergolong paling ancur, paling nggak isa, paling kecil, nggak ada yang isa smash nggak ada yg brani nerima serven, palagi dari paijo.
“Jo kalo serven jangan kenceng ya…” Seruq ke paijo.
Beda lagi sama andri(Penceng/Shu Aceng),
“Nanti kalo serven jangan aq yang nerima ya, palagi dari paijo, lha kenceng2 je klo serven tu” Seru shu aceng.
Paijo tu badanya keker kek uler melingker trus sukanya nari gaya uler ngelungker, ups.. sori. Kalo serven gila, udah kenceng, pilih2 lagi, kira2 siapa yang gak isa nerima, bakal dapet trus…
Paijo kaulah musuh dari segala umat manusia pemain voli daster keparat. Tapi nggak papa. Tenagkan hatimu lek paijo…
Ada kejadian gokil di arena voli daster. Latah..! ya latah sodara-sodara. Virus latah ini dikembang biakkan oleh seorang manusia keparat yang bernama amin, dan usut punya usut dulu sempat make triplek, tapi dulu. Tau deh kok imbasnya isa jadi kek gitu. Trus latahnya si manusia keparat yang bernama amin ini menular ke manusia-manusia di kampungq. Nggak kenal bulu, rambut pun di hajar. Upz sori. Maksudq nggak kenal bulu terutama manusia-manusia yang masi mempunyai jiwa muda dan hastrat muda semuda mangga mbah kemi pada kena latah, yah… paling nggak tertiak lah kalo kaget. Dan latah melatah itupun terjadi di dalam arena voli daster. Yang paling parah adalah manusia yang bernama LEGAWA.
“Prit…..T” Peluit dibunyikan lagi…
“Ada bola lagi” Sebenarnya bola nggak masuk lapangan melintasi pojokan lapangan.
“Nggak ada bola ya nggak voli” Teriak legawa.
“Ya serven dilakukan oleh pai… jret… dan kencang sekali saudara-saudara… ooo…. Bola masuk, shu aceng malah jongkok menghindari bola dari paijret… dan ternyata shu ancengnya goblok… point sementara menjadi. 23-16” Teriak tukang jamu, eh… operator cocot. Beberapa menit kemudian.
“Pengumuman, dicari tukang cocot untuk mengantikan saya, karena saya mo ada acara sebentar yaitu, kebelet pipis” seru tukang cocot.
“Permainan dilanjutkan…” Banu menggantikan tukang cocot sebelumnya.
“Serven oleh saudara tepos(agus), dan bola melambung… o… ternyata bola jauh menjaba(ini istilah dari bahasa sansekerta yang berarti keluar, saya jelaskan, tapi ini hanya untuk yang berIQ 90<, he…. OK, “njobo” dalam bahasa jawa artinya luar, dan kata njobo diplesetkan dan dikawinkan dengan bahasa Indonesia dengan EYD yang sangat menyesatkan, dengan awalam me- menjadi menjaba=keluar)
No comments:
Post a Comment